*



Berhubung ane mau mudik besok dan gak bisa posting pas 20 september(Idul Fitri 1430 H versi pemerintah), maka kesempatan ini saya ingin mengucapkan........



Mohon Maaf Lahir dan batin buat semuanya !

Do'a-in mudik ane lancar selamat sampai tujuan dan bisa balik lagi ke Bandung dengan selamat! Amin..amin.

Sumber gambar Masjid

***********


Pluralisme? Keanekaragaman.Makna dari pluralisme tadi Tidaklah salah,tapi saat kudengar kata itu aku berpikir sembari merenung ”Apakah pluralisme itu hanya terbatas pada ruang lingkup budaya dan keanekaragaman bahasa seperti yang ada di Indonesia ini saja?” Masih dalam renunganku itu pikiranku menjawab “Tidak!”.Ya,pluralisme bukanlah kata yang harus kita pelajari dan kita ketahui maknanya,tapi lebih daripada itu.Pluralisme adalah suatu kata yang perlu kita resapi dan lakukan dengan hati nurani dan toleransi yang penuh tanggung jawab.

Kenyataan yang ada saat ini masih ada jurang pluralisme antara Si Kaya dan Si Miskin dan Si Pintar dan Si Bodoh. Paling tidak Pluralisme negatif itu yang sempat saya lihat. Jurang antara Si Kaya dan Si Miskin mungkin sudah sering dibahas dalam berbagai tulisan dan penelitian tentang kemasyarakatan,karena itu jurang antara Si Pintar dan Si Bodoh inilah yang ingin saya sampaikan.

Dimanakah jurang Marginalisasi Si Bodoh oleh Si Pintar terjadi ? Sekolah.Lebih spesifik lagi di ruang kelas.Praktik Marginalisasi seperti ini sering kita anggap sebagai kompetisi yang sehat dan wajar untuk meraih prestasi yang baik,Benar! Tapi dalam taraf yang ekstrim,marjinalisasi ini sudah masuk ke ranah pembunuhan karakter Si Bodoh oleh Si Pintar.Entah itu melalui pengucilan Si Bodoh hingga ia menjadi anti-sosial atau dengan menjadikan Si Bodoh bahan olok-olok temannya hingga membuat Si Bodoh menjadi murung dan sedih.Terlihat hiperbolis memang,tapi itulah kenyataannya.Hal-hal yang saya sebutkan diatas itu adalah kejadian yang saya saksikan dan terjadi saat saya masih di bangku Sekolah Dasar.

Fakta yang nyata dan tidak menutup celah bahwa hal itu juga terjadi pada generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

Apakah ini suatu gambaran bahwa generasi yang ada sekarang adalah generasi yang lebih mengedepankan nalar dan logika dibanding hati nurani dan ketaatannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa ? Semoga saja itu tidak terjadi pada generasi penerus bangsa Indonesia.

Dengan demikian 1 poin tambahan alat ukur Nasionalisme kebangsaan adalah toleransi pluralisme.Dua hal ini amat sulit dipisahkan antara Nasionalisme dan Pluralisme.Pluralisme pun bukanlah aplikasi yang hanya dilakukan pada lingkup ragam agama,budaya,dan asal daerah saja.Tapi juga bentuk toleransi yang lingkupnya lebih kecil,dalam persahabatan misalnya.Walau lingkupnya kecil namun inilah awal dan dasar melaksanakan sikap toleransi yang baik dan konsisten.

Semoga saja inilah awal bagi semua elemen masyarakat untuk memaknai Pluralisme Kebangsaan tidak hanya dari suatu hal yang besar,tapi juga dari hal-hal yang lebih kecil di kehidupan kita yang kadang sering kita remehkan.


Posting lg dah saya setelah selama ini perhatian saya teralihkan oleh "gemerlap" twitter,haha!
Dan untuk yg mau jd followers sy langsung aja ke url tweets sy disini! Kali ini sih post-nya ga penting amat,cuma kayak melaksanakan kewajiban yg tertunda.

So the point is definetly about twitter.Pokoknya coba dulu deh liat2 twitter itu kyk gmana.Jangan ngangep ga seru dulu.Dan yg paling penting jangan lupa jd followers sy di twitter..hahaha!
(nampak banget ya hal ini yg paling ditekankan!!)





Setelah pemilu legislatif berakhir,kini Pemilu Presiden(pilpres) menanti.Wajarlah klo media massa sekarang ini banyak memberitakan capres-cawapres ini dan itu.Saya pribadi lumayan "melek" soal dinamika politik bangsa ini ,apalagi di pilpres ini.Maklum pas pemilu legislatif kemarin saya ga nyoblos.Bukan karena Golput,tapi karena saya adalah salah satu korban dari "Problematika Daftar pemilih Tetap (DPT)".Jadinya pilpres pun jadi kesempatan terakhir saya untuk milih.

Tapi yang ingin saya bahas adalah manuver politik yang unik dari "beberapa" Capres"(tepatnya,seorang capres sihh!). Ada seorang calon presiden yang sengaja menjadikan website sebagai sarana menjaring dukungan.Dan orang itu adalah bapak Susilo Bambang Yudhoyono(SBY).Saat saya sedang browsing di vivanews,ada iklan yang bertuliskan "one vote for one nation"dengan gambar pak SBY di pojok banner itu. Dan itu adalah banner website dukungan kepada pak SBY sebagai capres.
Situs yang beralamat di sbypresidenku.com itu berisi komentar,dan juga media untuk mendukung usaha beliau menjadi Capres kembali. Gambar di atas pun saya dapatkan dari website ini.

Bagi saya pribadi,ini adalah hal yg menarik maklum,disaat capres yg lain masih bingung dengan siapa cawapresnya,pak SBY sudah melakukan 'start' lebih dulu.Saya sendiri bukannya melakukan kampanye untuk beliau di posting kali ini.Tapi bagi saya,hal ini adalah hal yang unik dan pantas dibicarakan.Saya doakan bangsa ini dapat pemimpin yang terbaik di pilpres nanti,Amin.INGAT 8 JULI 2009,Pilpres! JANGAN GOLPUT!

Langganan: Postingan (Atom)